TIMES BLITAR, YOGYAKARTA – Ikon wisata Kota Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian publik. Sebanyak 30 andong tampil memukau dalam Kontes Kuda Andong 2025 dengan tema 'Kuda Sehat dan Sejahtera untuk Transportasi Tradisional, Pariwisata dan Budaya'.
Acara yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan tersebut berlangsung meriah di Halaman Parkir Gedung DPRD DIY, Minggu (30/11/2025).
Gelaran ini tidak hanya menjadi tontonan yang menarik bagi wisatawan dan masyarakat, tetapi juga wadah edukasi untuk menjaga tradisi transportasi khas Jogja agar tetap lestari dan memiliki kesejahteraan yang lebih baik.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, hadir langsung menyaksikan penampilan andong berhias yang ikut serta dalam parade dan penilaian kontes. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan komitmen Pemkot untuk mempertahankan keberadaan andong sebagai warisan budaya.
“Andong adalah alat transportasi tradisional yang harus dilestarikan. Di beberapa daerah transportasi tradisional sudah punah. Tapi di Jogja, terutama di Malioboro, masih bisa kita pertahankan,” ujar Hasto.
Hasto menyebut Festival Andong menjadi daya tarik wisata yang memperkuat karakter budaya Kota Yogyakarta. Ia ingin keberadaan andong tetap hidup hingga generasi mendatang.
“Andong adalah simbol keistimewaan Yogyakarta. Ini bukan hanya sarana transportasi, tapi juga atraksi wisata yang dicari wisatawan. Andong harus ada selamanya,” tegasnya.
Kesehatan Kuda, Prioritas Utama
Dalam kontes ini, seluruh kuda andong menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasto mengingatkan pentingnya perawatan yang tepat dari pemiliknya, terutama soal kebiasaan buang air kuda.
“Kesehatan kuda itu penting. Jadwal makan, minum, BAB, dan kencing harus diperhatikan. Kalau kuda menahan kencing, itu berbahaya dan bisa membuatnya sakit,” jelasnya.
Saat ini terdapat sekitar 400 andong yang beroperasi di Kota Yogyakarta. Namun kawasan Malioboro hanya mampu menampung 40–60 andong setiap harinya. Pemkot pun sedang menyiapkan fasilitas antrian khusus berikut sanitasi seperti WC kuda yang lebih representatif.
Para kusir yang ikut serta dalam kontes menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Salah satunya, Dwi Gus Cahyono, mengungkapkan rasa bangganya dapat turut melestarikan ikon Yogyakarta.
“Acara ini bagus banget. Kami merasa diperhatikan dan semakin dekat dengan pemerintah. Semoga bisa jadi agenda rutin tiap tahun. Karena andong itu ikon Jogja,” katanya.
Parade Andong Menyusuri Ikon Kota
Usai pemeriksaan, para peserta mengikuti Parade Andong menyusuri rute wisata favorit mulai dari DPRD DIY menuju Jalan Malioboro -Jalan Panembahan Senopati-Jalan Mataram-Jalan Abu Bakar Ali dan kemudian kembali ke DPRD DIY.
Arak-arakan andong berhias ini mampu memikat perhatian wisatawan yang tengah beraktivitas di pusat kota. Tidak sedikit warga yang mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.
Rebutkan Piala Wali Kota
Kontes Kuda Andong 2025 ini memperebutkan Juara Umum Piala Wali Kota untuk kelompok jasa andong wisata yang meraih poin tertinggi dari seluruh kategori lomba.
Kategori yang dilombakan meliputi:
- Kuda Penampilan Terbaik (Best Performance) – Piala Dekan Fakultas Peternakan UGM
- Kuda Sehat
- Andong Terbaik
- Kusir Terbaik
Masing-masing kategori menetapkan Juara 1, 2, dan 3, dengan total partisipasi 14 kelompok jasa andong wisata.
Andong, Bukan Sekadar Kendaraan
Kegiatan ini sekaligus mengingatkan bahwa andong bukan hanya alat transportasi, tetapi juga warisan budaya yang hidup, membawa cerita sejarah, dan menghadirkan pengalaman wisata otentik ala Yogyakarta.
Dengan semangat pelestarian, diharapkan keberadaan andong tetap berjaya di tengah pesatnya perkembangan transportasi modern. Karena Jogja akan selalu spesial dengan dentingan lonceng andong yang menyambut setiap langkah wisatawan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Meriahnya Kontes Andong Jogja 2025: 30 Kuda Berlaga Demi Tradisi, Pariwisata dan Budaya
| Pewarta | : Soni Haryono |
| Editor | : Ronny Wicaksono |