TIMES BLITAR, BLITAR –  Aditya Nursanto mengemban amanah sebagai Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Kelas II Non-TPU Blitar. Perjalanan panjangnya bertugas di berbagai daerah, menguatkan niatnya untuk siap berkolaborasi dalam penegakkan hukum bagi pelanggar keimigrasian di wilayah hukum Blitar, Trenggalek dan Tulungagung. 

Di suatu pagi yang cerah di Blitar, sebuah perubahan besar terjadi di Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar. Kursi Kepala Kantor yang semula kosong kini ditempati oleh Aditya Nursanto, seorang pegawai Imigrasi yang sudah lama dikenal berkat dedikasi dan perjalanan panjangnya dalam dunia keimigrasian. 

Aditya, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Intelijen dan Pengawasan Imigrasi Kelas I TPI Bandung, kini menghadapi tantangan baru di Blitar. Sosok Aditya bukanlah wajah asing di dunia Imigrasi. Lulusan Akademi Imigrasi angkatan VIII ini sudah mengarungi berbagai pengalaman di sejumlah daerah. 

Kariernya dimulai di Kepulauan Riau, di salah satu kantor Imigrasi yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Tak lama setelah itu, perjalanan dinasnya membawanya ke Medan, di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Polonia. Dari sana, perjalanan karier Aditya terus berlanjut ke berbagai kota, mulai dari Denpasar, Sorong, Pemalang, hingga kembali ke Bandung. 

Setiap tempat memberi Aditya tantangan dan pengalaman baru, memperkaya pemahamannya tentang dunia keimigrasian di Indonesia. Kini, setelah sekian lama berkelana, Aditya diberi kepercayaan untuk memimpin Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar.
 
"Sebuah amanah yang tentu saja memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik wilayah, dan saya siap menyongsongnya," tegas Aditya dengan penuh keyakinan, Kamis (22/5/2025)

 Menurut Aditya, setiap daerah punya tantangan berbeda. Ketika bertugas di Bandung, jumlah orang asing yang tercatat mencapai sekitar 4.000 orang, jauh lebih banyak dibandingkan di Blitar. Namun, cakupan wilayah kerja di Blitar lebih luas, mencakup Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Tulungagung. 

Dengan cakupan wilayah yang luas, koordinasi antar pihak menjadi hal yang sangat krusial. Aditya menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai instansi terkait, dari pemerintah daerah hingga kepolisian, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib bagi semua pihak. 

“Keimigrasian bukan hanya soal pengawasan orang asing atau pelayanan paspor, tapi juga penegakan hukum yang harus berjalan secara kolaboratif,” tambahnya.

Dan dengan itu, kisah perjalanan Aditya Nursanto yang penuh warna pun berlanjut, kini sebagai pemimpin di Blitar, siap menghadapi tantangan baru dengan tekad dan semangat yang tinggi. Dengan pengalaman yang kaya dan pendekatan yang adaptif, Aditya merasa optimis bahwa dia bisa membawa Kantor Imigrasi Blitar menjadi lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

"Kami akan terus berusaha meningkatkan kualitas layanan dan memastikan kebijakan keimigrasian berjalan dengan baik di wilayah kami," pungkas penyuka bakso dan penyetan lalapan ini. (*)