TIMES BLITAR, JAKARTA – Perang Dunia III makin dekat, dan Jerman sudah memulai mendata bunker-bunker yang bisa digunakan untuk perlindungan darurat.
Salah seorang pimpinan NATO yakni Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Bauer juga mendesak para pemimpin anggotanya untuk bersiap menghadapi perang, setelah Presiden Rusia Valdimir Putin mengancam PD III.
Peringatan pimpinan NATO itu muncul saat Jerman juga mengumumkan pihaknya sedang menyusun daftar bunker dan fasilitas bawah tanah lainnya yang disiapkan sebagai tempat berlindung bagi warga sipil jika terjadi serangan.
Jerman akan mengaktifkan kembali 576 bunker Perang Dunia II dan Perang Dingin Jerman serta penggunaan kembali tempat parkir bawah tanah dan stasiun metro sebagai tempat perlindungan.
Berbicara di Brussels kemarin, Laksamana Belanda Rob Bauer memperingatkan, bahwa anggota NATO perlu menyesuaikan jalur produksi dan distribusi mereka agar tidak terlalu rentan terhadap pemerasan dari negara-negara seperti Rusia dan China.
Ketua komite militer NATO berkata: 'Jika kita dapat memastikan bahwa semua layanan dan barang penting dapat dikirimkan apa pun yang terjadi, maka itu adalah bagian penting dari pencegahan kita," kata Ketua Komite Militer NATO itu.
Berbicara di sebuah acara lembaga pemikir Pusat Kebijakan Eropa, ia menggambarkan pencegahan sebagai sesuatu yang jauh melampaui kemampuan militer semata, karena semua instrumen yang tersedia bisa dan akan digunakan dalam perang.
"Kita melihatnya seiring meningkatnya jumlah tindakan sabotase, dan Eropa telah melihatnya pada pasokan energi," kata Bauer.
Sementara itu, Jerman sedang menjajaki metode untuk menjaga penduduk sipil mereka tetap aman jika terjadi konflik. Jerman juga berencana merilis aplikasi untuk membantu masyarakatnya menemukan tempat perlindungan darurat jika terjadi serangan.
The Guardian melansir, bahwa direktori digital bunker dan tempat perlindungan darurat akan dibuat sehingga orang bisa menemukannya dengan cepat menggunakan aplikasi telepon yang direncanakan.
Rencana baru tersebut disusun selama meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia mengenai perang Ukraina yang sedang berlangsung.
Pada bulan Oktober, kepala intelijen Jerman memperingatkan bahwa Rusia kemungkinan besar akan mampu melancarkan serangan terhadap aliansi militer tersebut pada tahun 2030. Bauer juga telah memperingatkan bahaya yang dihadapi Barat dari China.
"Kami pikir kami telah mencapai kesepakatan dengan Gazprom, tetapi kami sebenarnya telah mencapai kesepakatan dengan Putin. Dan hal yang sama berlaku untuk infrastruktur dan barang milik China. Kami sebenarnya telah mencapai kesepakatan dengan (Presiden China) Xi (Jinping)," kata Bauer.
Menyoroti ketergantungan barat pada pasokan dari China, dengan 60 persen dari semua bahan tanah jarang diproduksi dan 90 persen diproses di sana, Bauer menegaskan, adalah 'naif' untuk berpikir China bahwa kemungkinannya tidak menggunakan ketergantungan ini untuk keuntungannya.
"Kita naif jika menganggap Partai Komunis itu tidak akan pernah menggunakan kekuasaan itu. Para pemimpin bisnis di Eropa dan Amerika perlu menyadari bahwa keputusan komersial yang mereka buat memiliki konsekuensi strategis bagi keamanan negara mereka," tegas Bauer.
"Pemerintahan perlu bersiap menghadapi skenario perang dan menyesuaikan lini produksi dan distribusi mereka sesuai dengan itu. Karena meskipun militer mungkin yang memenangkan pertempuran, ekonomilah yang memenangkan perang," tambahnya lagi.
Meningkatnya ketegangan global terjadi setelah Ukraina mulai menggunakan rudal Amerika dan Inggris untuk menyerang sasaran di wilayah Kursk, Rusia.
Selama serangan pada tanggal 20 November lalu, di mana rudal Storm Shadow Inggris diduga digunakan, Jenderal tinggi Rusia, Letjen Valery Solodchuk dan 500 tentara Korea Utara tewas.
Duta Besar Rusia untuk Inggris menyatakan bahwa penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina di wilayah Rusia berarti Inggris sekarang terlibat langsung dalam perang ini.
Komentarnya muncul ketika para pemimpin Inggris dan Eropa mengecam 'eskalasi yang jelas dan sangat memprihatinkan' dalam konflik Ukraina oleh Vladimir Putin.
Sementara itu di saat ketegangan muncul oleh penggunaan rudal Inggris oleh Ukraina dalam menyerang Rusia, Jerman justru sudah mulai menyiapkan antisipasi Perang Dunia III dengan mendata 576 bunker PD II yang bisa digunakan untuk perlindungan darurat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perang Dunia III Mengancam, Jerman Siap Aktifkan 576 Bunker Perlindungan Warga Sipil
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |