Ekonomi

Presiden Jokowi: Banyak Negara yang Kini Krisis Keuangan

Selasa, 21 Juni 2022 - 08:20
Presiden Jokowi: Banyak Negara yang Kini Krisis Keuangan Presiden Jokowi (Joko Widodo). (FOTO: Facebook/Presiden Jokowi).

TIMES BLITAR, JAKARTAPresiden RI Jokowi (Joko Widodo) mewanti-wanti jajarannya. Ia meminta benar-benar untuk mewaspadai situasi dunia yang tidak dalam kondisi normal karena krisis pangan dan energi.

“Krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan sudah mulai melanda beberapa negara," katanya dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Setkab RI Selasa (21/6/2011).

Kepala Negara menjelaskan, saat ini ada kurang lebih 60 negara yang dalam proses menghadapi tekanan karena utang, sehingga menekan ekonominya. Tidak ada devisa, dan masuk pada yang namanya krisis ekonomi, krisis keuangan negara itu.

"Contohnya satu, dua, tiga sudah mulai kelihatan dan diperkirakan nanti akan sampai ke angka tadi. Inilah yang harus betul-betul kita antisipasi,” jelasnya.

Ia pun meminta jajarannya untuk terus menyampaikan perkembangan situasi global saat ini kepada masyarakat, termasuk krisis yang memicu kenaikan harga komoditas pangan dan energi.

“Sehingga rakyat tahu bahwa posisi kita ini kalau dibandingkan negara lain ini masih pada kondisi yang sangat baik,” katanya lagi.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga meminta jajaran untuk melakukan penghematan sekaligus mencegah ternyata terjadinya kebocoran pada dua sektor tersebut.

“Mana yang bisa diefisiensikan, mana yang bisa dihemat, kemudian mana kebocoran-kebocoran yang bisa dicegah, semuanya harus dilakukan posisi-posisi seperti ini,” ujarnya.

Ayah tiga anak itu mencontohkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi yaitu Pertamina dan PLN harus melakukan efisiensi, tidak hanya bergantung dari subsidi pemerintah.

“Jadi terkait dengan krisis energi, baik itu yang namanya BBM, gas, solar, pertalite, pertamax, listrik, ini jangan sampai terlalu mengharapkan, utamanya Pertamina, terutama juga PLN, terlalu mengharapkan dan kelihatan sekali hanya mengharapkan subsidinya di Kementerian Keuangan. Mestinya di sana juga ada upaya-upaya efisiensi. Jadi dua-duanya berjalan,” ujarnya.

Tak Bergantung Pada Impor

Selain itu, dalam jangka waktu pendek Presiden Jokowi juga meminta jajarannya untuk meningkatkan produksi sehingga tidak bergantung pada impor.

“Saya kira sumur-sumur minyak yang ada sekecil apapun agar didorong produksinya agar meningkat,” katanya.

Presiden Jokowi menekankan kepada peserta SKP untuk menjaga agar harga komoditas pangan dan energi di masyarakat bawah tetap stabil dan terjangkau, termasuk minyak goreng.

“Saya tadi menanyakan Bapak Menko Marinves (Luhut Binsar Panjaitan), tanya juga pagi tadi kepada Pak Mendag yang baru, masih minta waktu dua minggu sampai satu bulan agar merata. Saya kira secepatnya memang harus kita usahakan harga itu bisa tercapai agar terjangkau oleh masyarakat bawah,” ujarnya.

Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan subsidi kepada masyarakat dalam menghadapi peningkatan harga komoditas secara global saat ini.

“Walaupun beban fiskal kita berat, pemerintah sudah berkomitmen untuk terus memberikan subsidi kepada masyarakat bawah, baik yang berkaitan dengan BBM, pertalite, dan solar, yang berkaitan dengan gas dan listrik. Ini yang terus harus kita jaga,” ujarnya.

Untuk memberikan kelonggaran fiskal, Kepala Negara kembali menginstruksikan kepada kementerian/lembaga dan BUMN untuk melakukan belanja secara efisien.

“Saya minta kepada kementerian/lembaga dan BUMN, ini melakukan efisiensi belanja yang sebanyak-banyaknya agar pemerintah memiliki kelonggaran fiskal,” ujar Presiden RI Jokowi. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Blitar just now

Welcome to TIMES Blitar

TIMES Blitar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.