Berita

Cerita Dokter Arema FC Saat Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kami Hanya Bisa Menolong yang Bisa Bernafas

Senin, 03 Oktober 2022 - 22:02
Cerita Dokter Arema FC Saat Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kami Hanya Bisa Menolong yang Bisa Bernafas Dr Nanang Tri Wahyudi (kanan). (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMES BLITAR, MALANG – Dokter tim Arema FC, dr Nanang Tri Wahyudi SpKO menceritakan kondisi mencekam saat tragedi Stadion Kanjuruhan. Dia mengaku semua komponen tim baru kembali ke rumah masing masing Minggu subuh (2/10/2022).

“Saya baru menjelang subuh sampai ke rumah. Tak terasa air mata keluar saat melihat anak istri tertidur pulas,” ucapnya dia mengawali cerita tentang Tragedi Stadion Kanjuruhan

dr Nanang kemudian menceritakan sekitar 30 menit ruang ganti pemain dikunci. Namun kemudian pintu didobrak dari luar karena korban mulai menumpuk di selasar. Pintu ruang ganti pun dibuka. 

“Mereka panik dan bingung harus kemana. Pemain dan official sambil menahan trauma dan tangis membantu sebisanya. Beberapa sudah tidak bernafas,” tuturnya. 

dr Nanang menceritakan Resusitasi Jantung Paru juga sudah tak berguna lagi sebab beberapa korban diprediksi sudah berpuluh menit tidak bernyawa. 

“Kami hanya bisa membantu menstabilkan yang masih bernafas, yang sudah berpulang kita tutup wajahnya dan akhirnya kita antar ke luar menunggu transport dan puluhan korban lain,” tuturnya. 

Tragedi Stadion Kanjuruhan menewaskan 125 Aremania yang tercatat oleh pemerintah. Berikut kronologis yang terjadi berdasarkan pantauan di lapangan.

1. Hanya Sedikit Aremania yang turun

Awalnya hanya sedikit Aremania saja yang turun. Beberapa Aremania menghampiri pemain. Pemain pun menyambut mereka. Pemain nampak meminta maaf atas kekalahan tersebut. Beberapa pemain seperti Alfarizi, Dedik Setiawan, Maringa dihampiri oleh beberapa Aremania

2. Jumlah Aremania yang Turun Bertambah

Melihat beberapa Aremania yang sudah turun membuat Aremania yang lain dalam jumlah lebih besar juga turun. Mereka juga mendatangi pemain. Beberapa pemain telah dievakuasi ke ruang ganti, namun beberapa pemain lain dengan tak terburu buru masuk ke lorong sambil meminta maaf ke supporter. 

3. Aremania merangsek ke Lorong Pemain

Mengetahui pemain telah masuk lorong ruang ganti membuat Aremania berkumpul didepan lorong. Pihak keamanan pun bersiaga di depan lorong pemain. Chaos pun terjadi. Beberapa personil keamanan memukul mundur Aremania dengan tongkat. Sebaliknya beberapa suporter juga ada yang membalas dengan memukul personil keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri. Balasan pukulan ini membuat personil keamanan yang memukul mundur makin banyak. Aremania pun mulai banyak yang kembali ke tribun

4. Gas Air Mata Ditembakkan 

Gas air mata kemudian ditembakkan dengan maksud membubarkan massa. Namun asap justu mengarah ke penonton terutama yang berada di tribun utara. KOndisi ini membuat panik yang berada di tribun.

5. Korban berjatuhan

Korban pun mulai berjatuhan. Banyak Aremania yang membopong Aremania lain yang sudah terkapar. Ada yang bisa diselamatkan, ada yang tak bisa dan dinyatakan meninggal. Lorong dekat ruang ganti pemain mencekam. Jumlah tenaga medis dan jumlah Aremania yang jadi korban tak sebanding. Alhasil banyak Aremania yang tak mendapat perawatan secara cepat. Banyak yang sudah meninggal di lorong stadion Kanjuruhan. Hari yang akan diingat saat Tragedi Stadion Kanjuruhan. (*)

Pewarta :
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Blitar just now

Welcome to TIMES Blitar

TIMES Blitar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.