TIMES BLITAR, BANJAR – PMII Kota Banjar menyatakan kurang mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dititahkan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu ditegaskan Gun Gun Gunawan selaku Ketua Majelis Pembina Cabang PMII Kota Banjar usai menghadiri pelantikan pengurus cabang PMII masa khidmat 2024-2025.
"Berkaitan dengan isu nasional yaitu makan bergizi gratis memang penting tapi kami berharap itu tidak sampai mengganggu postur anggaran yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ujarnya kepada media, Minggu (16/2/2025).
Menurutnya, masyarakat tidak membutuhkan makan siang gratis melainkan fasilitas dan pelayanan yang baik dari Pemerintah.
"Kebutuhan pendidikan saat ini lebih penting dimana pendidikan yang baik mampu membuat masyarakat mandiri dan berdiri di atas kakinya sendiri," imbuhnya.
Adapun terkait program Pemerintah Kota Banjar yang digaungkan Wali Kota Banjar terpilih, Pria yang akrab di sapa Gus Jawad ini berharap ada perubahan dalam membangun mindset yang positif bagi masyarakat Kota Banjar.
"Jadi pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat harus jadi perhatian yang penting," katanya.
Gus Jawad yang merupakan anggota komisi III DPRD Kota Banjar ini menyebut bahwa pihaknya juga berharap program strategis Citanduy Water Way dapat ditunda untuk saat ini yang harus didahulukan adalah bagaimana menciptakan peluang-peluang ekonomi bagi masyarakat agar berjalan dengan baik.
"Salah satunya perhatian untuk pendidikan agar tidak selalu melihat sekolah negeri ya karena negara ini belum mampu menyelenggarakan pendidikan yang memadai. Buktinya, saat ini lebih banyak sekolah swasta ketimbang sekolah negeri," jabarnya.
Selain itu, Gus Jawad berharap agar kebijakan Gubernur Jawa Barat terpilih nanti dapat memberikan kebijakan jangan dilakukan secara emosional. "Kita bisa duduk bersama untuk melahirkan solusi yang terbaik bagi dunia pendidikan," katanya.
Sementara itu, menanggapi program MBG tersebut, Ketua PMII Kota Banjar, Muhamad Abdul Wahid menyebut bahwa program tersebut mengesampingkan aspek pendidikan.
"Aspek pendidikan ini adalah salah satu aspek yang sangat fundamentalis bagi seluruh masyarakat dan dengan dijadikannya MBG sebagai program prioritas ini banyak anggaran yang seharusnya dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya urgent malah dialihkan untuk suksesi program Prabowo," cetusnya.
Wahid menyimpulkan bahwa di era kepemimpinan probowo ini bisa dikatakan kepemimpinan yang sangat ambisius sehingga Pemerintah menghalalkan segala cara untuk suksesi program ini.
"Dampaknya bukan hanya itu saja, banyak karyawan yang kehilangan pekerjaannya gara-gara effisiensi anggaran. Ini sangat miris sekali bukannya menyiapkan Indonesia Emas malah membuat Indonesia cemas dan salah satu faktor Indonesia Emas ini yaa di pendidikan sebetulnya," tutupnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PMII Kota Banjar: Program MBG Bukan Menuju Indonesia Emas, Malah Bikin Indonesia Cemas
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Ronny Wicaksono |