TIMES BLITAR, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah memicu pertikaian dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy semenjak berusaha damai dengan Rusia.
Saling tuding antara keduanya bahkan semakin meningkat pada hari Rabu setelah Trump melabeli pemimpin Ukraina itu sebagai seorang "diktator".
"Saya cinta Ukraina, tetapi Zelensky telah melakukan pekerjaan yang buruk, negaranya hancur, dan jutaan orang telah meninggal dengan sia-sia," tulis Donald Trump dalam sebuah posting di Truth Socialnya.
"Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan punya negara lagi," tambahnya.
Awalnya Trump menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia. Pernyataan itu dikeluarkan Trump setelah delegasinya melakukan pertemuan dengan delegasi Rusia selama empat jam pada hari Selasa di Arab Saudi.
Ia menuding bahwa Ukraina harus disalahkan atas perang yang dimulai dengan Rusia menginvasi negara itu.
"Hari ini saya mendengar, yah, kami tidak diundang. Nah, anda sudah berada di sana selama tiga tahun. Anda seharusnya mengakhirinya selama tiga tahun. Anda seharusnya tidak pernah memulainya," ucap Trump kepada wartawan di perkebunannya di Mar-a-Lago, yang ditujukan kepada Zelenskyy.
Bahkan saat berbicara, Trump menggebu-gebu menanggapi keberatan Ukraina yang tidak dilibatkan dalam perundingan di Arab Saudi itu.
Trump berulang kali mengatakan bahwa para pemimpin Ukraina seharusnya tidak pernah membiarkan konflik itu terjadi. Bahwa Kyiv seharusnya bersedia memberikan konsesi kepada Rusia sebelum Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022.
Jawaban Zelensky Pedas
Volodymyr Zelensky mendengar ungkapan-ungkapan Trump itu "marah". Dengan nada pedas ia mengatakan bahwa presiden AS itu hidup dalam 'ruang disinformasi' Rusia. "Ukraina tidak untuk dijual. Trump terjebak dalam 'gelembung disinformasi'," kata Zelenskyy.
Dalam sebuah wawancara seperti yang dilansir Kyiv Post, Zelensky mengatakan, Amerika Serikat berusaha untuk "menyenangkan" Rusia dalam perundingan mengenai Ukraina dengan memperingatkan mengenai "kelemahan" militer Eropa.
Zelensky juga mengatakan, AS sekarang mengatakan hal-hal yang sangat menguntungkan Putin, karena mereka ingin menyenangkannya. "Mereka ingin bertemu dengan cepat dan meraih kemenangan cepat. Namun, yang mereka inginkan hanya gencatan senjata, bukanlah kemenangan," kata Zelensky.
Mengenai kontur kesepakatan apa pun di masa mendatang, Zelensky mengatakan, bahwa pihaknya tidak akan menandatangani apa pun hanya untuk mendapatkan pujian.
Ia menekankan, bahwa nasib negara Ukraina untuk generasi mendatang dipertaruhkan. Ia menolak gagasan menyerahkan wilayah Ukraina yang direbut Rusia, dengan mengatakan: “Kami akan merebut kembali semuanya," tegas Zelenskyy. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Presiden AS Donald Trump Bertikai dengan Presiden Ukraina, Ini Penyebabnya
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |